Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, yaitu sekitar 30 menit perjalanan dari Gunungtua. Candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III.
Candi Bahal hanya merupakan bagian dari
candi-candi
Padanglawas yang berarti candi-candi yang terletak di padang
luas yang mencakup, di antaranya: Candi Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon,
Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi
Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi Nagasaribu.
Kemungkinan, persawahan dan perkampungan di
sekitar candi-candi tersebut tadinya merupakan padang yang sangat luas.
Dari sekian banyak candi Padanglawas hanya Candi Bahal
yang sudah selesai dienovasi, Candi Sipamutung dan candi Pulo
sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih
berupa reruntuhannya.
Tidak diketahui apakah Candi Bahal merupakan
candi Hindu atau Candi Buddha. Menilik atap Candi Bahal I yang
mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus (Riau)
diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha. Akan tetapi,
melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut,
seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa, dsb.,
diperkirakan Candi ini merupakan candi Hindu atau Buddha
Tantrayana. Fungsi candi Bahal pada masa lalu juga belum
diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar
menyebutnya "biaro" yang berarti biara.
Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang
masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter.
Beberapa kilometer dari candi ini ada pula kompleks candi
lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau Barumun yang tengah
dipugar.
Candi Bahal seringkali disebut juga sebagai
Candi Portibi, sesuai dengan sebutan untuk daerah tempat candi
itu berada. Dalam beberapa hal, terdapat kesamaan
di antara Candi Bahal I, II maupun III. Seluruh bangunan di
ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali
arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing kompleks
candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1
m yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi
timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di
kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm. Di
setiap kompleks candi terdapat bangunan utama yang
terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap
ke gerbang.
Bahal I
Lokasi Candi Bahal I mudah ditemukan karena
bangunan candi langsung terlihat dari jalan yang dapat
dilalui kendaraan beroda empat. Selain itu, di jalan masuk ke
areal candi Bahal I telah dibangun gapura dan sebuah pos
penjagaan yang terletak tidak jauh dari gapura.
Berhadapan dengan pos penjaga terdapat
sebuah bangunan yang difungsikan sebagai museum. Dalam museum
tersebut tersimpan bagian-bagian Candi Bahal yang belum dapat
dikembalikan ke tempatnya semula, termasuk arca utuh dan
potongan arca.
Candi Bahal 1 dibangun di
pelataran seluas sekitar 3000 m2 yang dikelilingi pagar dari
susunan batu merah
setinggi 60 cm. Dinding pagar tersebut cukup tebal, yaitu
sekitar 1 m, sehingga orang dapat berjalan dengan leluasa
mengitari candi. Pada pertengahan sisi timur, dinding halaman
melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 7 m ke
arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm
mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas
tangga yang terdapat di ujung sisi kiri dan kanan gerbang.
Bangunan utama Candi Bahal I
terletak di tengah halaman, menghadap
ke gerbang. Di
antara bangunan utama dan pintu
gerbang terdapat fondasi atau panggung berbentuk dasar
bujur sangkar berukuran sekitar 7 x 7 m2. Tangga naik ke
panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di sisi
timur, berhadapan dengan tangga naik ke bangunan utama, dan di
sisi barat panggung, berhadapan dengan tangga untuk
turun dari gerbang.
Di bagian selatan halaman, sejajar dengan
fondasi tersebut di atas, berjajar dua fondasi berukuran 3 m2 dan 2,5 m2.
Tidak didapatkan informasi apakah di
atas ketiga fondasi tersebut tadinya terdapat
bangunan atau tidak. Tidak diketahui juga fungsi ketiganya.
Bangunan
utama Candi Bahal I merupakan yang terbesar dibandingkan
dengan bangunan utama Candi Bahal II dan II. Bangunan utama
ini terdiri atas susunan tatakan, kaki, tubuh dan
atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur
sangkar seluas sekitar 7 m2 dengan tinggi sekitar 180 cm.
Di atas tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 cm,
dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar seluas 6 m2. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar
mengelilingi kaki candi. Di pertengahan sisi timur,
tepat di depan tangga naik ke kaki permukaan candi, tatakan
candi menjorok ke luar sepanjang sekitar 4 m dengan
lebar sekitar 2 m. Di ujung 'jalan' tersebut terdapat tangga
yang diapit oleh sepasang kepala makara di pangkalnya.
Makara adalah hewan yang hanya ada dalam
mitos, berwujud setengah ikan setengah buaya. Mulut arca
kepala makara dari batu tersebut menganga lebar. Dalam
mulut yang terbuka tersebut terdapat makhluk yang mirip dengan
kinara-kinari, yaitu burung berkepala manusia, seperti yang
terdapat pada candi-candi Syiwa di Jawa.
Walaupun sama-sama terbuat dari batu,
arca makara pengapit tangga ini mempunyai pola hiasan yang berbeda
dengan yang terdapat di candi-candi di Jawa pada umumnya.
Bagian belakang kepala hewan tersebut dihiasi dengan pahatan
lingkaran berjajar, yang tidak ditemukan pada makara
candi-candi di Jawa.
Sepanjang sisi utara dan selatan dinding
'jalan' menuju tatakan terdapat pahatan berbentuk orang dalam berbagai posisi.
Walaupun banyak bagian pahatan yang sudah rusak, masih
terlihat bentuk orang yang tampak seperti sedang menari. Di
sepanjang sisi timur atau depan tatakan terdapat pahatan
berbentuk raksasa yang sedang duduk.
Pada dinding utara dan selatan kaki candi
tidak terdapat pahatan, sedangkan sepanjang dinding barat
(belakang) terdapat pahatan yang lebih halus namun
sudah tidak jelas lagi bentuknya.
Tubuh candi berupa bangunan bersegi empat
dengan alas berbentuk bujur sangkar seluas 5 m2. Selisih
luas tubuh candi dengan permukaan kaki candi membentuk selasar
selebar sekitar 1 m. Untuk mencapai pintu masuk ke ruang di dalam tubuh candi
terdapat tangga setinggi sekitar 60 cm dari permukaan kaki candi. Dalam tubuh candi terdapat ruangan
kosong berukuran sekitar 3 m2 yang dikelilingi dinding setebal
sekitar 1 m. Lebar ambang pintu masuk sekitar
120 x 250 cm. Tidak terdapat pahatan yang menghiasi bingkai
pintu.
Bentuk atap Candi Bahal I sangatlah unik, tidak menyerupai limas bersusun seperti candi-candi di Jawa Timur, namun juga tidak mirip stupa seperti atap Candi Muara Takus. Bentuk atap Candi Bahal I silinder dengan tinggi sekitar 2,5 m, seperti kue yang diletakkan di atas tatakan persegi empat. Pahatan untaian bunga melingkari tepian atap.
Masih di dalam halaman Candi
Bahal I, di sudut utara halamn belakang bangunan utama
terdapat fondasi berukuran sekitar 2,5 m2 dengan
reruntuhan di atasnya. Tidak didapat informasi mengenai
bentuk asli maupun fungsi semula reruntuhan tersebut.
Bahal II
Candi Bahal II terletak sekitar 100 m dari
jalan dan sekitar 300 m dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II
sama luasnya dengan pelataran Candi Bahal I dan juga
dikelilingi pagar bata, akan tetapi ukuran bangunan utamanya lebih kecil dari
bangunan utama Candi Bahal I.
Sebagaimana yang terdapat di Candi Bahal 1,
pada pertengahan sisi timur, dinding halaman
melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 4 m ke
arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm
mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas
tangga yang terdapat sisi timur (luar).
Bangunan
utama Candi Bahal II terdiri atas susunan tatakan, kaki, tubuh dan
atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur
sangkar seluas sekitar 6 m2 dan setinggi sekitar 1 m. Di atas tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 cm,
dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar seluas 5 m2. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar
mengelilingi kaki candi.
Tubuh candi yang berdiri di atas kaki
candi berdenah dasar bujur sangkar seluas 4 m2, sehingga di
permukaan kaki candi juga terdapat selasar selebar sekitar 1 m.
Dalam tubuh
Candi Bahal II juga terdapat ruangan
kosong berukuran sekitar 3 m2, dikelilingi dinding setebal
sekitar 1 m. Pintu masuk selebar sekitar
120 x 250 cm menghadap ke timur tanpa pahatan hiasan
apapun pada bingkainya.
Dinding tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos tanpa hiasan pahatan. Atap Candi Bahal II berbentuk limas dengan puncak persegi empat. Di sekeliling susunan teratas terdapat deretan lubang yang tidak diketahui fungsinya.
Di depan pangkal tangga bangunan utama
terdapat sepasang kepala makara dengan mulut terbuka. Dalam
mulut terdapat makhluk yang tidak jelas bentuknya. Walaupun
sama-sama terbuat dari batu, kepala makara ini berbeda
bentuknya dengan yang terdapat di depan bangunan utama Candi
Bahal I.
Di antara bangunan utama dan pintu gerbang
terdapat fondasi atau panggung berbentuk dasar
bujur sangkar berukuran sekitar 5 m2. Tangga naik ke
panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di
utara dan selatan.
Di sudut utara halaman belakang
bangunan utama terdapat semacam fondasi
bangunan yang sudah runtuh. Di sisi timur fondasi tersebut
terdapat semacam fondasi lain yang mempunyai tangga untuk naik
di dua sisi, yaitu sisi utara dan selatan. Di depan
masing-masing tangga terdapat sebuah arca kepala makara yang
posisinya membelakangi tangga. Di dekat fondasi tersebut
berserakan beberapa potongan arca batu.
Bahal III
Candi
Bahal II terletak sekitar 100 m dari jalan, namun Untuk
mencapai lokasi Candi Bahal III orang harus melalui jalan setapak, pematang
sawah dan perumahan penduduk. Terdapat banyak kemiripan antara Candi Bahal
III dan kedua candi Bahal lainnya. Pelataran candi yang
luasnya relatif sama juga dikelilingi pagar batu bata dengan
ketebalan dan ketinggian yang sama. Gerbang untuk masuk ke
halaman juga terletak di sisi timur. Sama halnya dengan
bangunan utama Candi Bahal III yang terletak di tengah
pelataran. Gerbang Candi Bahal III lebih mirip dengan gerbang
Candi Bahal I, karena tangga naik ke gerbang terletak di
sisi utara dan selatan. Tangga di gerbang Candi Bahal II
terletak di timur.
Di antara bangunan utama dan pintu gerbang
juga
terdapat fondasi atau panggung berbentuk dasar
bujur sangkar berukuran sekitar 5 m2. Tangga naik ke
panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di
utara dan selatan.
Ukuran dan bentuk bangunan utama Candi Bahal
III sangat mirip dengan bangunan utama Candi Bahal II.
Pintu masuk ke ruangan dalam tubuh candi juga terletak di
timur.
Tidak terdapat pahatan pada bingkai pintu, namun
sepanjang dinding tatakan dihiasi pahatan dengan motif yang mirip bunga.
Tidak terdapat pahatan pada keempat sisi dinding tubuh candi.
Tidak terdapat pahatan pada keempat sisi dinding tubuh candi.
Atap Candi Bahal II berbentuk limas
dengan puncak persegi empat. Mirip dengan atap Candi
Bahal II, namun tidak terdapat deretan lobang pada atap candi
ini.
Tidak terdapat hiasan kepala makara di depan
tangga naik ke selasar di permukaan tatakan, namun terdapat
pahatan yang sudah kurang jelas bentuknya di pipi tangga di
kaki candi.
Di utara bangunan utama terdapat batu
potongan arca. Yang sebuah berbentuk seperti tatakan patung
dengan hiasan kelopak teratai di sekelilingnya, mirip dengan
yang terdapat di Candi Jago maupun Candi Singasari di Jawa
Timur. Sedangkan potongan lainnya tampak seperti bagian
kaki dari sebuah arca yang dibuat dalam posisi berdiri, karena
di bagian bawah terdapat bentuk kaki, lengkap dengan
jari-jarinya.
Museum Bahal
Museum Candi Bahal terletak di seberang pos
penjagaan Candi Bahal I. Bangunan museum ini mirip dengan
bangunan rumah biasa. Dalam museum tersimpan berbagai bentuk
dan jenis bagian candi-candi Bahal yang masih belum diketahui
letaknya semula atau, yang karena alasan tertentu, belum dapat
dikembalikan ke tempatnya semula.
Di museum tersebut juga dilakukan
rekonstruksi potongan dan susunan batu dan bata untuk
menemukan kembali bentuk, susunan dan letaknya semula.
Potongan batu yang ditemukan di ketiga situs Candi Bahal
umumnya merupakan bagian dari sebuah arca atau hiasan dan
bukan merupakan reruntuhan bangunan yang umumnya terbuat dari
batu bata.
Di antara objek yang tersimpan dan mengalami
proses rekonstruksi di museum adalah potongan arca berbentuk
raksasa dalam posisi berdiri sambil memanggul gada. Di samping
itu juga terdapat sekumpulan batu bata yang memiliki
lubang-lubang yang, konon merupakan jejak kaki binatang.
Kumpulan batu bata ini ditemukan pada tahun 2000 di
pelataran Candi Bahal I.
Banyak yang dapat dilihat di museum ini.
Sayang museum ini tidak dibuka secara rutin untuk umum. Tidak
selalu ada petugas yang dapat ditemui. dari petugas yang
ditemui juga tidak banyak informasi yang bisa
didapatkan.
Sumber: pnri.go.id, wikipedia.com